[Pelajaran dari Kutaib Shifat az-Zaujah ash-Sholihah] Sifat Istri yang Sholihah yang pertama : Taat kepada Alloh subhanahu wa ta’ala dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada

Pelajaran dari kutaib “Shifat az-Zaujah ash-Sholihah” karya Syaikh Abdurrozzaq al-Badr -hafidzohulloh- (bagian 2)

Sifat Istri yang Sholihah yang pertama : taat kepada Alloh subhanahu wa ta’ala, dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada.

Hal ini sebagaimana yang datang dari surat an-Nisa’ dalam menyebutkan sifat-sifat istri sholihah :

Alloh tabaroka wa ta’ala berfirman:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّه

…“Oleh sebab itu wanita-wanita yang sholihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).”[an-Nisaa’: 34]

Potongan ayat ini mengandung banyak faidah tentang sifat-sifat istri yang sholihah, faidahnya mencakup seluruh sifat dan keutamaan yang mulia bagi wanita sholihah.

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa wanita sholihah adalah yang memiliki 2 sifat berikut ini:

Sifat yang pertama: berkaitan dengan hubungannya dengan Alloh

Sifat yang kedua: berkaitan dengan hubungannya dengan suaminya

Hubungan wanita sholihah dengan Alloh disebutkan dalam ayat tadi “al-Qonitaat”. Dan al-Qunut disini maknanya adalah terus-menerus dalam berbuat taat kepada Alloh, menjaga ibadah kepada Alloh, berpegang teguh dengan ketaatan itu, melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam Islam, dan tidak meremehkan serta menyia-nyiakannya. Kesemuanya itu telah tercakup dalam firman Alloh ta’ala : “al-Qonitaat”.

Adapun hubungan wanita sholihah dengan suaminya disebutkan dalam ayat tersebut: “Haafidzotun lil ghoibi bimaa hafidzolloh”. Yakni menjaga hak-hak suaminya ketika suaminya sedang tidak ada, demikian pula ketika suaminya ada. Menjaga haknya dalam urusan harta, urusan ranjang, serta menjaga hak dan kewajiban-kewajiban suami.

Dan penjagaan ini sesungguhnya hanya bisa terjadi dengan adanya taufiq, kemudahan, pertolongan dan petunjuk dari Alloh subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu Alloh berfirman : “bimaa hafidholloh”. Yakni bahwasanya penjagaan tersebut terjadi bukan karena kecerdasan seorang wanita, kepintarannya ataupun semata-mata karena usahanya sendiri, akan tetapi hal ini bisa terjadi disebabkan adanya taufiq , petunjuk dan kemudahan dari Alloh subhanahu wa ta’ala.

 

______________________

Tulisan terkait:

Tinggalkan komentar