Mendidik Anak Dengan Film Kartun

Oleh: Syaikh Sholeh bin Fauzan al-Fauzan hafidzohulloh

Pertanyaan:

Apa hukum mendidik anak-anak dengan film kartun yang di sana terdapat faidah serta mengajarkan akhlak yang terpuji?

Jawaban:

Alloh telah mengharamkan gambar-gambar (makhluk bernyawa, pent) dan diharamkan menyimpannya, lalu bagimana kita gunakan itu untuk mendidik anak-anak kita?! Bagaimana kita mendidik mereka dengan sesuatu yang haram?! Dengan gambar-gambar yang diharamkan dan gambar animasi yang berbicara menyerupai manusia, gambar-gambar ini parah, dan tidak boleh mendidik anak-anak dengannya.

Ini adalah yang diinginkan oleh orang-orang kafir, mereka menginginkan agar kita menyelisihi apa-apa yang dilarang oleh Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, karena sesungguhnya Rosul shollallohu alaihi wa sallam melarang gambar-gambar serta menggunakannya dan menyimpannya.[1]

Mereka memprogandakannya di antara anak-anak muda dan kaum muslimin dengan alasan untuk mendidik. Ini adalah pendidikan yang rusak. Dan mendidik yang benar adalah dengan mengajarkan apa-apa yang bermanfaat bagi mereka dalam agama dan dunianya.

__________________

[1] Sebagaimana dalam Shohih al-Bukhori (no. 5949) dari hadits Abu Tholhah rodhiyallohu anhu, (no. 5950) hadits Abdulloh bin Mas’ud rodhiyallohu anhu, (no. 5952) hadits Aisyah rodhiyallohu anha, (no. 5961) hadits Aisyah rodhiyallohu anha, (no. 5962) hadits Abu Juhaifah rodhiyallohu anhu.

Dan lihat Shohih Muslim dalam kitab al-Libas bab Tahrim Tashwir Suwar Al-Hayawan Wat Tahrim Itikhodz Ma Fihi Suwar Ghoiru Mumtahanah Bil Firosy Wa Nahwiha, Wa Annal Malaikah Alaihissalam La Yadkhulu Baitan Fiihi Shuwar Aw Kalbun no. 2104 dan yang setelahnya.

***

Sumber: Taujihaat Muhimmah Li Syababil Ummah oleh al-Allamah asy-Syaikh Sholeh bin Fauzan al-Fauzan hal. 51-52.

Diterjemahkan dari: http://www.sahab.net/forums/showthread.php?p=663937

***

س9 : ما حكم تربية الأطفال بأفلام الكرتون الهادفة التي فيها فائدة ,وتربيتهم على الأخلاق الحميدة؟الجواب:
{الله حرم الصور, وحرم اقتنائها فكيف نربي عليها أولادنا ؟! كيف نربيهم على شيء حرام ؟!على صور محرمة وتماثيل متحركة ناطقة أشبه ما تكون بالإنسان , هذا تصوير شديد , ولا يجوز تربية الأطفال عليه .وهذا ما يريده الكفار, يريدون أن نُخالف ما نهى عنه الرسول صلى الله عليه وسلم فالرسول صلى الله عليه وسلم نهى عن الصور وعن استعمالها واقتنائها(1).
وهؤلاء يروجونها بين الشباب وبين المسلمين بحجة التربية, هذه تربية فاسدة, والتربية الصحيحة أن تعلمهم ما ينفعهم في دينهم ودنياهم}.———————————————————————-
(1) كما في البخاري برقم (5949) من حديث أبي طلحة رضي الله عنه ورقم (5950) من حديث عبد الله بن مسعود رضي الله عنه وبرقم (5952) من حديث عائشة رضي الله عنها ورقم (5961) من حديث عائشة رضي الله عنها, ورقم (5962) من حديث أبي جحيفة رضي الله عنه
وانظر صحيح مسلم في كتاب اللباس باب تحريم تصوير صور الحيوان وتحريم اتخاذ ما فيه صور غير ممتهنة بالفراش ونحوها , وأن الملائكة- عليهم السلام- لا يدخلون بيتًا فيه صورة أو كلب برقم (2104) وما بعده.

المصدر:
توجيهات مهمة لشباب الأمة / للعلامة الشيخ صالح بن فوزان الفوزان ص (52,51)

***

Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَوَّرَ صُوْرَةً فِي الدُّنْيَا كُلِّفَ أَنْ يَنْفُخَ فِيْهَا الرُّوْحَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, وَلَيْسَ بِنَافِخٍ

“Siapa yang membuat sebuah gambar (makhluk hidup) di dunia, ia akan dibebani untuk meniupkan ruh kepada gambar tersebut pada hari kiamat, padahal ia tidak bisa meniupkannya.” [HR. Al-Bukhori no. 5963 dan Muslim no. 5507]

إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يُعَذَّبُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ, يُقَالُ لَهُمْ: أَحْيُوْا مَا خَلَقْتُمْ, وَإِنَّ الْمَلائِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيْهِ الصُّوْرَة

“Sesungguhnya pembuat gambar-gambar ini akan diazab pada hari kiamat, dikatakan kepada mereka: ‘Hidupkanlah apa yang kalian ciptakan, dan sungguh para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang di dalamnya ada gambar’.” [HR. Al-Bukhori no. 5957 dan Muslim no. 5499]

8 Tanggapan

  1. mau tanya, bagaimana kalau dengan boneka,dan lukisan,serta foto? apakah itu termasuk tidak boleh juga ukhti?

    Lukisan/gambar yang diperbolehkan adalah lukisan yang selain gambar makhluk bernyawa (seperti pohon, rumah, dll) atau gambar makhluk yang dihilangkan gambar kepalanya, sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abbas rodhiyallohu anhu. Dan terdapat khilaf dalam hukum jika gambar makhluk tsb dihinakan (seperti pada serbet, keset dan yang semisalnya), pembahasannya panjang, wallohu a’lam.

    Tentang boneka, terdapat hadits Aisyah rodhiyallohu anha yang mengecualikan dari keumuman larangan gambar mahkluk bernyawa, akan tetapi syaikh Utsaimin rohimahulloh berpendapat bahwa boneka yang dimainkan Aisyah dahulu bentuknya tidak sempurna atau tidak detail (tidak memiliki mata, mulut & hidung) sehingga tidak menyerupai ciptaan Alloh. Bisa dibaca di link ini.

    Tentang foto, kebanyakan kibar ulama (ulama besar) di zaman ini seperti Syaikh Bin Baz, Syaikh al-Albani, Syaikh Ibnu Utsaimin, Syaikh Muqbil, Syaikh Sholeh fauzan, dll rohimahumulloh melarang foto kecuali untuk hal-hal yang darurat/ada keperluan, seperti foto untuk KTP, paspor dan yang semisalnya. Memang syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh berpendapat bahwa foto bukanlah membuat gambar sehingga tidak masuk dalam ancaman adzab terhadap tukang gambar, karena foto hanya seperti mengkopi gambar dengan alat, akan tetapi beliau tidak memperbolehkan foto untuk kenang2an, dll dan beliau memperbolehkan jika ada keperluan semisal: tanda pengenal, paspor dan yang sejenisnya. Penjelasan beliau bisa dibaca di [link ini] dan didengarkan di [link ini].

    Memang di zaman ini kita banyak diuji dengan gambar-gambar, maka sebisa mungkin kita menjauhinya, atau setidaknya kita tidak bermudah-mudah dalam masalah ini…

    Wallohu ta’ala al’amu bish showaab.

  2. umm…dengan jawaban seperti itu, bagaimana dengan kehidupan ukhti sendiri?
    bagaimana meng-aplikasikannya?
    sebelum dan sesudahnya,
    jazakillah ukhti..

    Ukhti.. pertama-tama, dalam masalah apapun, kehidupan ana dan bagaimana ana mengaplikasikan dien ini bukanlah hujjah bagi yang lain & belum bisa dijadikan teladan yg baik. Jadi jangan sampai ketika seseorang melakukan suatu pelanggaran/maksiat dalam agama ini, lantas ia beralasan: “si fulanah aja begitu… si fulan aja begitu… dst”.

    Kemudian, seandainyapun kita memiliki kekurangan2 ataupun maksiat yang belum mampu untuk kita jauhi, jangan perlihatkan/ceritakan kepada orang lain. Karena jika kita perlihatkan, bisa jadi orang-orang akan meniru perbuatan kita yg salah itu sehingga jadilah perbuatan kita itu sebagai sunnah sayyi’ah (contoh yg buruk) dan kita menjadi termasuk Mujahirin (orang yg menampakkan kemaksiatannya), yang akan menyebabkan kita ikut menerima dosa orang2 yg mengikuti perbuatan buruk kita itu.

    Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:

    “Semua umatku dimaafkan oleh Alloh kecuali Mujahirin (orang-orang yang berbuat maksiat terang-terangan). Dan di antara bentuk menampakkan maksiat adalah seorang melakukan perbuatan dosa pada malam hari dan berada di pagi hari dalam keadaan Alloh menutupi dosanya tersebut, lalu ia berkata: ‘Wahai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu.’ Padahal dia berada di malam hari ditutupi aibnya oleh Robb-nya namun di pagi hari ia membuka apa yang Alloh subhanahu wa ta’ala tutupi darinya.” [HR. Al-Bukhori no. 6069]

    “Siapa yang melakukan satu sunnah hasanah dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang melakukan satu sunnah sayyiah dalam Islam, maka ia mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.” [HR. Muslim no. 2348]

    Seandainya kita ingin mengambil teladan, carilah teladan pada diri Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, para shohabatnya dan para ulama besar dari dulu sampai zaman sekarang yang kita tsiqoh terhadap mereka dalam keilmuan dan ketakwaan, kita lihat bagaimana mereka mengaplikasikan dien ini & kita berusaha mengamalkan apa2 yang mereka ajarkan, walaupun untuk menyamai mereka dalam ketakwaan bukanlah hal yang mudah…

    Semoga Alloh ta’ala senantiasa memberikan taufik dan kemudahan kepada kita dalam menjalankan agama ini…

  3. subhanallah … semoga semua orang yang membaca blog anti dapat mengamalkannya, dan semoga anti mendapat berkah ya… =)

    jazakillah ukhti…

    aamiin…semoga anti juga mendapat berkah ukhti..(senyum)
    wa anti fa jazakillahu khoiron..

  4. setuju dengan artikel ini.barokallohu fiik

    wa fiiki barokalloh.

  5. […] / للعلامة الشيخ صالح بن فوزان الفوزان ص (52,51) *** Sumber asal : https://ummushofi.wordpress.com/2010/07/20/mendidik-anak-dengan-film-kartun/ Terjemahan Bebas : Abu Humaira As-Salafy Nukilan daripada: […]

Tinggalkan komentar