Hakikat membaca Al-qur’an

# Hakikat membaca Al-qur’an #
Oleh: Syaikh Abdurrozzaq al-Badr

Membaca al-Qur’an bukanlah sekedar membaca huruf-hurufnya atau menghafal ayat-ayatnya dan surat-suratnya. Sesungguhnya hakikat membacanya adalah membaca, memahami dan mengamalkan.

Barangsiapa yang tidak beramal dengan al-Qur’an, dia tidak termasuk sebagai ahlinya disebabkan hanya dengan hafal huruf-hurufnya saja. Akan tetapi dia tidak termasuk sebagai ahlinya sampai al-Qur’an terlihat pada dirinya dalam ibadah, akhlaq dan menjauhi apa-apa yang dimurkai Alloh.

http://al-badr.net/muqolat/2610quran0113

JILBAB, PAKAIAN WANITA MUSLIMAH

JILBAB, PAKAIAN WANITA MUSLIMAH

Oleh: Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari

Di antara kewajiban orang Islam adalah berpakaian sebagaimana diperintahkan oleh Alloh dan RosulNya. Alloh Yang Maha Kuasa telah memerintahkan wanita beriman untuk mengulurkan jilbab mereka pada tubuhnya. Dia berfirman:

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 33:59)

Dari ayat ini kita mengetahui bahwa wanita wajib mengenakan jilbab. Jilbab yaitu: pakaian luar wanita semacam mukena/rukuh, yang dikenakan dari atas menutupi sebagian besar tubuhnya. Adapun sifat-sifat jilbab/pakaian wanita adalah sebagai berikut:

Baca lebih lanjut

Nasehat Syaikh Ibnu Utsaimin Tentang Tersebarnya Jilbab Yang Dihias-hiasi Bordir

Nasehat Syaikh Ibnu Utsaimin Tentang Tersebarnya Jilbab Yang Dihias-hiasi Bordir

Pembawa Acara:

Fadhilatus syaikh, sangat disayangkan telah tersebar di kalangan para wanita jilbab yang dihias-hiasi dengan bordir dan begitu pula cadar lebar (yakni seperti cadar yg tidak menutupi dahi & alis, pent). Bagaimana nasehat anda bagi mereka para wanita dan para wali mereka?

Syaikh berkata:

Na’am, aku katakan: Baca lebih lanjut

Bolehkah Seorang Ibu Memakai Lingerie / Baju Yang Sexy Di Depan Anak-anaknya

Hukum Memakai Lingerie / Baju Sexy Di Hadapan Anak-anak

Oleh : Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhutsil Ilmiyyah wal Ifta’

Pertanyaan :

Saya seorang wanita yang telah menikah, terkadang di dalam rumah saya memakai baju yang tipis yang bisa mensifati warna kulit (agak transparan) atau baju yang pendek yang jika saya duduk terlihat apa yang di atas lutut. Hal itu untuk mempermudah gerak ketika mengerjakan pekerjaan rumah, meringankan hawa yang sangat panas dan juga untuk berhias di depan suami saya.

Tetapi suami saya menasihati saya untuk meninggalkan baju seperti itu dikarenakan adanya anak-anak kami yang usianya berkisar antara 3-9 tahun, dan dikhawatirkan apa yang mereka lihat sekarang tidak akan hilang dari ingatan mereka sampai mereka besar kelak. Tetapi saya tidak menuruti nasihatnya dengan alasan bahwa anak-anak kami masih kecil, dan mereka tidak dikhawatirkan akan terfitnah.

Oleh karena hal ini telah mengganggu pikiranku sedangkan aku ingin mendapatkan ridho Alloh dan bukan murkaNya, maka saya menulis pertanyaan ini kepada anda dengan harapan saya akan mendapatkan penjelasan hukum syar’i tentang hal ini dan nasihat dari anda.

Jawaban :

Baca lebih lanjut

Pulang Kampung Apa Mesti Bawa Oleh-oleh?

PULANG KAMPUNG APA MESTI BAWA OLEH-OLEH?

Oleh: asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rohimahulloh

Seorang penanya yang bekerja di Saudi bertanya:

Apakah ketika aku pulang ke negaraku aku harus membawa oleh-oleh untuk keluarga dan kerabatku? Dimana hal tersebut sebenarnya sangat memberatkanku, dan apakah jika aku tidak bawa oleh-oleh berarti aku telah berdosa karena memutus silaturahim dengan keluargaku?

 Jawaban:

Bawa oleh-oleh itu tidak wajib dan bukan keharusan. Oleh-oleh hukumnya tidak wajib dan tidak membawa oleh-oleh tidaklah memutus tali silaturahim. Jadi terserah, jika engkau ingin membawakan oleh-oleh untuk keluargamu maka boleh-boleh saja, kalau tidak bawa pun tidak mengapa, engkau lebih tahu maslahatnya.

Yang penting adalah engkau atur keuanganmu untuk keperluan rumah tangga, keperluanmu dan keluargamu. Jika engkau belikan oleh-oleh yang ringan untuk istrimu atau ayah dan ibumu atau untuk saudara-saudaramu maka boleh-boleh saja. Tapi kalau hal itu berat bagimu, maka al-hamdulillah bawa oleh-oleh itu bukan keharusan. Uang itu engkau simpan untuk keperluan rumah tanggamu dan keperluanmu atau untuk membayar hutangmu.

Adapun oleh-oleh untuk keluargamu itu hukumnya sunnah mustahab saja jika mudah bagimu, jika ada kemampuan dan kemudahan. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:

تهادوا تحابوا

“Saling berilah hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai”

Jadi membawakan oleh-oleh itu bagus, jika engkau mampu dan ada kelapangan dan tanpa memberat-beratkan diri.

***

Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/13118

Artikel ummushofi.wordpress.com

Baca lebih lanjut

Lafadz Ucapan Salam Ketika Tidak Ada Seorang pun Di Rumah

Lafadz Ucapan Salam Ketika Tidak Ada Seorang pun Di Rumah

Syaikh al-Albani rohimahulloh dalam Silsilah al-ahadits adh-Dho’ifah (13/409) berkata:

Al-Bukhori meriwayatkan dalam al-Adabul-Mufrod (no. 1055) dengan sanad hasan dari Ibnu Umar, ia berkata : Jika seseorang masuk rumah kosong, maka katakanlah:

السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين

“Assalaamu ‘alainaa wa ‘ala ibaadillaahis sholihiin”

”Semoga keselamatan tercurah atas kita dan atas hamba-hamba Alloh yang sholih”

Dan Ibnu Abi Syaibah meriwayatkannya pula (8/648/5886) dan dihasankan sanadnya oleh al-Hafidz dalam al-Fath (11/20).

Aku (al-Albani) katakan : maka dalam atsar ini terdapat syari’at untuk mengucapkan salam bagi siapa saja yang memasuki sebuah rumah yang di dalamnya tidak ada orangnya. Dan ini termasuk dalam menyebarkan salam yang diperintahkan dalam sebagian hadits shohih. Dan sebagaimana dhohir firman Alloh ta’ala :

فَإِذَادَخَلْتُمْ بُيُوتاً فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ

“Jika engkau memasuki rumah-rumah, maka ucapkanlah salam kepada diri-diri kalian” [QS an-Nur: 61]

Al-Hafidz berdalil dengan ayat ini dan juga atsar Ibnu Umar sebagaimana yang telah aku sebutkan. Kemudian ia berkata: “Maka disunnahkan jika tidak ada seseorang pun di dalam rumah,  untuk mengucapkan:

السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين.

“Assalaamu ‘alainaa wa ‘ala ibaadillaahis sholihiin”

”Semoga keselamatan tercurah atas kita dan atas hamba-hamba Alloh yang sholih”

***

Sumber : Silsilah al-ahadits adh-Dho’ifah (13/409)

Tabarruj, Dandanan Ala Jahiliyyah Wanita Modern

TABARRUJ, DANDANAN ALA JAHILIYAH WANITA MODERN

Oleh Ustadz Abdullah bin Taslim Al-Buthoni, MA

Istilah “jilbab gaul”, “jilbab modis” atau “jilbab keren”…tentu tidak asing di telinga kita, karena nama-nama ini sangat populer dan ngetrend di kalangan para wanita muslimah. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan mengenakan jilbab model ini dan beranggapan ini lebih sesuai dengan situasi dan kondisi di jaman sekarang. Ironisnya lagi, sebagian dari mereka justru menganggap jilbab yang sesuai dengan syariat adalah kuno, kaku dan tidak sesuai dengan tuntutan jaman.Padahal, bukankah Allah yang mensyariatkan hukum-hukum dalam Islam lebih mengetahui segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagi hamba-hamba-Nya dan Dialah yang mensyariatkan bagi mereka hukum-hukum agama yang sangat sesuai dengan kondisi mereka di setiap jaman dan tempat? Allah berfirman:

{أَلا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ}

“Bukankah Allah yang menciptakan (alam semesta beserta isinya) maha mengetahui (segala sesuatu)? Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS al-Mulk:14).

Dan bukankah Allah maha sempurna pengetahuan-Nya sehingga tidak ada satu kebaikanpun yang luput dari pengetahuan-Nya dan tidak mungkin ada satu keutamaanpun yang lupa disyariatkan-Nya dalam agama-Nya?

Maha suci Allah yang berfirman:

{لا يَضِلُّ رَبِّي وَلا يَنْسَى}

“Rabb-ku (Allah) tidak akan salah dan tidak (pula) lupa” (QS Thaahaa: 52).

Dalam ayat lain, Dia berfirman:

{وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا}

“Dan Rabb-mu (Allah ) tidak mungkin lupa” (QS Maryam: 64).

Dan maha benar Allah yang berfirman:

{إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ}

“Sesungguhnya Allah memerintahkan (kepadamu) untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (QS an-Nahl:90).

Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa semua perkara yang dilarang oleh Allah dalam Islam pasti membawa kepada keburukan dan kerusakan, sebagaimana semua perkara yang diperintahkan-Nya pasti membawa kepada kebaikan dan kemaslahatan[1].

Baca lebih lanjut