Larangan Saling Dengki (1): Makna, Hukum dan Sebab-Sebab Hasad

Oleh : Abu Abdillah Syahrul Fatwa

tornadoAnas bin Malik rodhiyallohu anhu berkata : “ Tatkala kami sedang duduk-duduk bersama Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau berkata : Sebentar lagi akan muncul seorang lelaki penduduk surga1.” Tidak lama kemudian muncullah seorang lelaki Anshor. Jenggotnya terlihat basah oleh air wudhu. Tangan kirinya menjinjing sandal. Esok harinya Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam mengucapkan kalimat yang sama, sampai pada hari ketiga. Karena penasaran akhirnya Abdulloh bin Amr membuntuti lelaki Anshor tersebut. Dia bermalam di rumah lelaki Anshor selama tiga hari tiga malam. Dia ingin mengetahui amalan apa yang dikerjakannya sehingga Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam memberinya jaminan surga. Setelah tiga hari, Abdulloh bin Amr tidak mendapati amalan istimewa yang dikerjakan lelaki anshor tersebut. Karena heran bercampur penasaran, Abdulloh bin Amr memberanikan diri bertanya pada lelaki Anshor tersebut : Aku sudah memperhatikan amalanmu, aku ingin menirunya, akan tettapi bagiku tidak ada yang istimewa darimu, sebenarnya apa yang membuat Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam menjamin engkau masuk surga?” Lelaki Anshor itu menjawab : “Aku orang biasa seperti yang engkau lihat, hanya saja aku tidak pernah punya rasa dengki kepada seorangpun atas kebaikan yang Alloh berikan padanya.2

MAKNA DAN HAKEKAT HASAD

Hasad dalam bahasa kita dikenal dengan istilah dengki atau iri hati.

Imam Ibnul Manzhur rohimahulloh berkata : “Hasad adalah engkau berangan-angan hilangnya nikmat orang yang engkau dengki.” (Lisanul Arab, Ibnul Manzhur 3/148, at-Ta’riifat, Ali al-Jurjani hlm.87)

Al-Jahizh rohimahulloh berkata : “Hasad adalah merasa sakit hati dari apa yang dia lihat pada orang lain berupa keutamaan dan kenikmatan. Orang yang hasad akan berusaha menghilangkan nikmat orang yang dia benci. Hasad adalah akhlak yang tercela pada setiap orang.” (Tahdzib al-akhlaq hlm.34)

Syaikhul Islam berkata : “Yang benar, bahwa hasad adalah sekedar membenci apa yang dia lihat dari keutamaan dan kebaikan orang yang dia dengki.” (Majmu’ Fatawa 10/111)

Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh berkata : “Sudah diketahui bersama, bahwa orang yang sekedar benci dia akan berangan-angan hilangnya nikmat orang yang dia dengki. Walhasil, sekedar engkau membenci kenikmatan Alloh yang diberikan pada seseorang, maka engkau orang yang hasad.” (Syarh al-Arba’in an-Nawawiyyah hlm. 339)

HUKUM HASAD

Ketahuikah, hasad hukumnya haram, termasuk dosa besar3. Dia akhlak yang tercela. Akhlaknya Iblis4 dan sifat Yahudi. Membahayakan badan dan merusak agama. Banyak sekali dalil-dalil yang menerangkan keharaman hasad. Alloh azza wa jalla berfirman :

إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا

Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. (QS. Ali Imron  : 120)

Alloh memerintahkan kita untuk berlindung dari kejelekan hasad.

Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Dan dari kejahatan pendengki apabila ia dengki (QS. Al-Falaq (113) : 5)

Cukuplah hal itu sebagai tanda akan jeleknya perangai hasad. Andaikan celaan itu bukan karena hasad adalah akhlak yang rendahan yang bisa mengenai kerabat dan teman, terutama ketika bergaul dan berteman, sungguh berlepas diri dari hal itu adalah kemuliaan. Dan sungguh selamat dari hal itu adalah keberuntungan. (Adab Dunya wa Din al-Mawardi hlm. 425)

Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

لاَ تَحَاسَدُوا

Janganlah kalian saling dengki (HR.Muslim : 2564)

Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rohimahulloh berkata : “Hasad ada tiga tingkatan :

pertama : Berangan-angan untuk melebihi orang lain. Maka ini boleh, bukan hasad.

Kedua : Membenci nikmat Alloh yang diberikan kepada orang lain. Akan tetapi dia tidak berusaha untuk menghilangkan nikmat itu dari orang yang ia dengki. Bahkan selalu berusaha untuk menolak dan melawan gejolak hasadnya. Hasad semacam ini tidak membahayakan, sekalipun yang lainnya lebih sempurna.

Ketiga : Hatinya terjangkiti penyakit hasad, dan dia berusaha menurunkan martabat orang yang ia dengki, maka ini adalah hasad yang diharamkan. Pelakunya terkena dosa.” (Syarah al-Arba’in an-Nawawiyyah hal. 343)

SEBAB-SEBAB HASAD

Imam al-Mawardi rohimahulloh berkata : “ Sebab pendorong hasad ada tiga perkara :

Pertama : Kebenciannya terhadap orang yang dia dengki. Dia merasa sakit hati dengan keutamaan yang diperoleh orang lain, dari sinilah hasadnya timbul.

Kedua : Orang yang ia dengki mempunyai keutamaan dan kelebihan yang tidak bisa ditandingi oleh pelaku hasad tersebut. Dia benci apabila saingannya maju, dan berhasil. Jenis hasad ini adalah hasad yang pertengahan. Karena ia tidak hasad pada orang yang selevel atau yang lebih rendah darinya, dia hanya hasad pada orang yang lebih tinggi dan berhasil darinya.

Ketiga : Orang yang hasad bakhil terhadap nikmat yang ia peroleh. Padahal nikmat itu bukan usahanya. Maka apabila dia melihat orang lain mendapat nikmat Alloh, dia akan benci, iri dan dengki dari hal tersebut. Secara tidak sadar ia telah menentang ketentuan Alloh. Ini adalah jenis hasad yang paling jelek.” (Adab Dunya wa Din hlm 426)

Catatan kaki :

  1. Dalam riwayat al-Bazzar disebutkan bahwa dia adalah Sa’ad bin Abi Waqqosh
  2. Kisah ini sangat masyhur sekali, diriwayatkan oleh Ahmad 3/166, al-Mundzri dalam at—Targhib wat-Tarhib 3/499. Sebagian ulama menilai bahwa kisah ini lemah. Sebagaimana dalam Tgakhrij Ihya, al-Iroqi 3/1969, Dhoif at-Targhib : 1728 oleh al-Albani Qoshosh La Tsabut, Masyhur Hasan 8/72.
  3. Kitabul –Ilmi, Ibnu Utsaimin hlm 72
  4. Sebagian salaf mengatakan : “ Hasad adalah dosa pertama kali yang muncul dalam memaksiati Alloh di langit. Yaitu hasadnya Iblis kepada Adam. Dan juga dosa pertama kali yang muncul dalam memaksiati Alloh di bumi, yaitu hasadnya adak Adam kepada saudaranya ketika membunuhnya. (Adab Dunya wa Dien halm. 424)

Sumber : Majalah al-Furqon Edisi 12 Tahun ketujuh / Rojab 1429 [Juli 08]

Bersambung insyaAlloh..

3 Tanggapan

  1. Uraian cukup jelas,mudah2an kita dijauhkan dari sifat hasad..

  2. saya nk th ulamak kate ape psl hkum tu…ha
    ram,hrus?plz..

    maaf, saya tidak mengerti maksudnya pertanyaannya apa?

  3. السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
    numpang singgah

    Abu Hammad: wa’alaikumussalam warohmatulloh

Tinggalkan komentar