Hijab & Akhlak

Kadangkala ada seorang muslimah yang sudah mengenakan jilbab syar’i, tetapi ia kurang memperhatikan akhlak terhadap muslimah lainnya yang belum berjilbab syar’i… Mungkin ia bersikap acuh, sombong dan meremehkan saudarinya yang belum mengenakan jilbab syar’i sehingga menyebabkan timbulnya rasa kurang suka terhadap muslimah yang sudah berjilbab syar’i. Hal ini terkadang dijadikan alasan bagi wanita yang belum berjilbab syar’i untuk tidak memakai jilbab yang syar’i… Padahal jilbab syar’i adalah perintah Alloh yang wajib dijalankan oleh seorang muslimah…

Yang seharusnya kita lakukan adalah mempergauli para saudari kita muslimah dengan akhlak yang baik dan lemah lembut serta menyemangati dan menguatkan mereka untuk mengenakan jilbab syar’i… karena mengamalkan sunnah di zaman penuh fitnah seperti sekarang ini sangatlah berat, maka jangan diperberat dengan akhlak kita yang tidak baik…

Berikut ini ada sebuah pertanyaan  kepada Syaikh Falah bin Isma’il al-Mandakar hafidzohulloh -seorang ulama sunnah dari Kuwait- tentang hijab dan akhlak.. semoga bisa menjadi cermin bagi diri-diri kita untuk berintrospeksi, karena seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya…

***

Oleh: Syaikh Falah bin Isma’il al-Mandakar hafidzohulloh

Pertanyaan:

Aku adalah seorang gadis berusia 14 tahun, aku ingin mengenakan hijab akan tetapi ada teman-temanku yang mengenakan hijab tapi perilakunya kurang baik, dan akhlak mereka membuatku tidak menyukai hijab, apa yang seharusnya aku lakukan?

Jawaban:

بسم الله والحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه وبعد

Hijab adalah suatu perkara dan akhlak wanita yang mengenakan hijab adalah perkara lain, maka janganlah dicampur-adukkan. Hijab yang syar’i adalah perintah Alloh azza wa jalla, sedangkan jika engkau melihat akhlak yang buruk dari para wanita yang mengenakan hijab, maka tidak ada hubungannya dan tidak ada kaitannya antara akhlak orang yang mengenakan hijab dengan perintah hijab dari nash kalamulloh dan sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam.

Maka keburukan akhlak mereka tidak ada hubungannya denganmu, bahkan kenakanlah hijab dan tampakkanlah akhlak yang baik dan muamalah yang baik, insyaAlloh engkau akan menjadi contoh yang baik dalam memberi hidayah dan petunjuk kepada saudari-saudarimu yang mengenakan hijab itu kepada akhlak yang baik.

Dan yang perlu engkau perhatikan pertama kali adalah menerima perintah Alloh dan Rosul-Nya serta mengharapkan ganjaran dalam mengenakan hijab dan mengamalkan perintah tersebut dalam pakaian, akhlak & perilaku, ibadah, dan aqidah seluruhnya.

Semoga Alloh memberikan taufiq kepada semua.

***

Diterjemahkan dari website Syaikh Falah bin Isma’il al-Mandakar hafidzohulloh. [Link sumber]

***

السؤال: أنا فتاة عندي 14 سنة رغبت في ارتداء الحجاب ،ولكن هنالك من صديقاتي متحجبات وغير محترمات وسلوكهن كرهني في الحجاب فماذا أعمل؟
الجواب: بسم الله والحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه وبعد ، الحجاب شيء، وسلوك المحجبات شيء آخر،لا تخلطي. الحجاب الشرعي هذا أمر من الله عز وجل، وكونك رأيت سلوكا سيئا من فتيات محجبات فلا علاقة ولا ارتباط بين سلوك المحجبة وبين الأمر بالحجاب بنص كلام الله، وكلام رسوله عليه الصلاة والسلام. فلا علاقة لك بسوء خلقهن، بل تحجبي وأظهري حسن الخلق، وحسن التعامل، وستكونين قدوة إن شاء الله في هداية وإرشاد أخواتك المحجبات إلى السلوك الحسن ، الشاهد عليك أولا بالاستجابة لأمر الله وأمر رسوله وامتثال الأمر في اللباس والسلوك والأخلاق والعبادات والعقائد كلها ، وفق الله الجميع .

_______________

Tulisan terkait:

6 Tanggapan

  1. assalamualaikum ummi,..ketemu lagi dengan ana. ummi boleh tidak di bahas tentang wanita/isteri yang bekerja. ana punya permasalahan seperti ini karena banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi maka ana membantu suami ikut mencari rejeki dengan bekerja di luar rumah. karena untuk meringankan beban suami ana. ana mau tanya bagaimana hukum seorang isteri yang bekerja di luar rumah,..mohon bantuan pembahasannya.

    wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh
    ada pembahasan yang bagus tentang wanita bekerja di website Ustadz Ahmad Sabiq ukhti..[klik disini]
    tafadhdholi langsung aja merujuk kesana ya..
    ana ada rencana juga membahasnya…tapi belum tahu kapan bisa ukhti…
    kelihatannya tidak bisa cepat…
    baarokallohu fiik

  2. Bismillah.
    Kaifa haluki um?
    Mau tanya: bgm hukumx mengundang ikhwn dan akhwt utk acra walimahan dgn sms? Krn kbanyakn ikhw dan akhwt di tmpt ana mlakukan dmikan.baik utk acra walimah,aqiqah dan lainx. Apakh scra adab trmsk baik?
    Jazakillahu khoirn sblmx

    Mengundang seseorang tidak disyaratkan harus dgn surat/kartu undangan resmi ukh, lewat sms/email/lisan pun boleh2 aja… surat/kartu undangan kan cuma formalitas aja…
    tapi kalau yg diundang orang yg jauh lebih tua, sebaiknya pake undangan resmi, karena itu lebih sopan…
    Wallohu a’lam.

  3. Jazakillahu khoirn.
    Ana tanyakan pertanyaan tsb karena ana pernah mendengar dari salah satu ustadz ahlussunnah: bahwa mengundang untuk acara2 spt walimahan, aqiqah hanya dengan menggunakan sms (sementara dia mampu dgn surat),menunjukkan kekurangan akhlaknya. Karena undangan lewat sms menunjukkan kekurang perhatian/ kekurang seriusan yg mengundang.
    Tp ana tidak mendengar dalilx.

  4. assalamu’alaikum

    gimana kalo akhlak kita masih dalam tahap ”perbaikan’ yg mungkin terkadang masih suka khilaf namun sekejap langsung istighfar menyadari kekhilafan kita dan selalu berulang seperti itu ? adakah solusinya ya ustadzah ? sulit sekali rasanya untuk menghilangkan sifat buruk dan kebiasaan jelek yg sudah menempel pada diri ini padahal sudah berhijab kan jd malu sendiri dengan jilbabnya .

Tinggalkan komentar